Minggu, 27 Desember 2020

Leadership & Management Conflict

Salah satu kesalahan terbesar seorang organisator ulung adalah justru ketika dia tidak bisa dan tidak biasa menyelami  kedalaman jiwa seseorang termasuk anak buahnya.

contohnya ketika terjadi kontra argument ,atau contra-offence terhadap tiap keputusan atau legal opinion yang dikeluarkan seorang pemimpin., sebagian organisator baru/pemula memahami hal tersebut sebagai ilmu balas ilmu, seperti halnya gugatan berbalas jawaban. Namun tdk selamanya kontra-argumen itu sebab daripada keputusan/argument itu salah.

Organisator ulung punya pemahaman lebih dalam mengenai tindakan kontra tersebut ,misalnya bisa disebabkan sentimen pribadi daripada para pihak (akar pahit)., atau pemimpin/organisator yang tidak  begitu bersikap hangat pada anggotanya.

sebagian organisator pemula akan kaget menghadapi situasi ini dan bersikap gegabah dan sewenang-wenang hingga timbul tindakan misalnya, asal memecat anggota, memangkas gaji,menjauhi/mengasingkannya,atau berkata saat meeting"jangan membawa-bawa sentimen pribadi ya dalam kerjaan!"  

padahal itu adalah hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan sosial ataupun psikologis manusia.Namun,organisator ulung/handal sudah terbiasa menghadapi situasi ini .Hal itu bisa dihadapi secara elegan dan tenang, semisal "memproaktifkan/membenarkan sementara argument anggotanya" ,berkata"baik setelah rapat/meeting bertemu dengan saya" . 

penyelesaian secara kekeluargaan amat baik bagi citra seorang organisator ulung, agar tidak dikenal otoriter,atau menyebabkan kebencian berkelanjutan dari anggota.

(dengan catatan sesegera mungkin dilakukan dan tidak dibiarkan terlalu lama sejak konflik /kontra-argument terjadi),sebelum masuk kedalam proses hukum,keberatan ataupun banding administratif

itu amat dianjurkan dari hal itu ibarat pepatah "menyelam sambil minum air" anda dikenal dengan citra seorang demokratis,penyabar dan bijaksana. Penyelesaian konflik Sembari membangun citra baik pada anggota/orang lain.


-John C.Maxwell, The 21 Irrefutable Laws of   Leadership .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar