Negara
ilmu
negara dalam bahasa Inggris disebut Theory of State atau Political Theory,yang
umumnya sudah dipelajari di kalangan mahasiswa ilmu social,politik,maupun
hukum. Istilah ilmu negara itu yang memperkenalkan ialah George Jellinek yang dikenal
sebagai bapak ilmu negara. Negara menurut beliau adalah “organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di
wilayah tertentu”.Pada umumnya para sarjana berpendapat unsur yang harus
dipenuhi untuk terbentuknya suatu negara yaitu :
1.
adanya penduduk/warga negara
2.
wilayah
3.
pemerintahan yang berdaulat
4.
pengakuan negara lain
Unsur-unsur
ini diperkuat dengan hasil konvensi Montevideo tahun 1993 yang mana keempat
unsur tersebut ialah kualifikasi untuk Suatu Negara dianggap sebagai pribadi
Hukum Internasional
Ketertiban negara
Maka
secara rasional negara/roda pemerintahan dijalankan oleh aparatur sipil negara(yang
direkruit dari warga negara juga),warga negara,kepada penduduk artinya kepada
manusia.Jadi, manusianya itu harus dibina etik/akhlaknya agar
benar,kedisipilinannya bagus dan ini akan mendukung negara itu jadi
peraturannya bagus,sistemnya bagus, diisi orang-orang yang juga sebenarnya
akhlaknya baik,dan punya tingkat kedisplinan yang tinggi.Lalu,kalau itu terjadi
maka negara itu akan menjadi harmoni,jika sebaliknya maka negara itu akan
disharmoni, lelah saja mendirikan tapi rakyatnya bandel,tidak mau menaati tata
tertib,tidak mau patuh. Pada titik ini tetap ada hubungan antara rakyat dengan
negaranya. Contoh ; Negara Jepang.
Di
Jepang itu kebanyakan orang naik kereta api,jarang mengendarai mobil,jadi
disana itu otomatis,dalam hal ini membeli tiket, keluar tiketnya dia otomatis
semua terkomputerisasi. Tiketnya itu terkategorisasi, ada tiket orang
biasa(dewasa),tiket anak-anak,tiket lansia(diatas 65 tahun). Untuk orang tua
harga tiketnya hanya 50%, anak-anak 30%,orang biasa 100%. Padahal beli tiketnya
itu pakai komputer semua.Kalau masuk ke stasiun kereta api,scan tiket pintunya kebuka.
Suatu
hari, seorang Profesor bercanda pada mahasiswa Jepang. Kata Profesor “Kenapa
kamu tak beli tiket anak-anak atau tiket lansia?,kan gak ada yang tahu” keluar
tiket pasang, kan dia gak bisa bedain mana anak kecil,orang tua,dan orang dewasa.Apa
yang terjadi ? mahasiswa Jepang itu kaget,dia bilang “Prof,kalau semua orang
berpikir seperti profesor ini,sebentar saja perusahaan kereta api Jepang akan
bankrupt,dan kita semua jadi susah”. Profesor itu malu juga bertanya bertanya begitu,walaupun
itu hanya bercanda-canda.
Dari
cerita tersebut artinya apa ? ada kesadaran bernegara. Negara ini bisa hancur,
bisa rusak karena ulah segelintir orang yang nakal seperti itu. Nah,kita ini
kadang-kadang tidak pernah berpikir seperti demikian. Kita bikin rusak
ini,bikin rusak itu, bikin vandalisme sana-sini. Di negara kita contoh kecilnya
; ada orang yang kerjanya itu iseng,uang koin itu dibikin lubang terus dikasih
ikat benang sama dia.Lalu,uang koin yang sudah diikat benang itu dicemplungin
ke telepon umum,dia nelpon ketawa-ketawa,sesudah selesai
nelpon,ditarik/diangkat keluar lagi koinnya. Coba dibandingkan dengan mahasiswa
Jepang tadi,jauh sekali. Orang pengguna telpon tadi apakah berpikir bahwa kalau
dia terus-menerus kelakuannya seperti demikian,itu Telkom akan bangkrut,nah
mereka tak berpikir seperti itu
Berdasarkan
perbandingan contoh tersebut kita dapat ketahui bahwa untuk
menumbuhkan/meningkatkan ketertiban negara, itu kembali lagi melihat pada
akarnya yakni kesadaran bernegara,kesadaran hukum dari yang menjalankan negara
kita yaitu Warga Negara. Karena tanpa didukung oleh kesadaran bernegara maka
aturan itu hanya seperti “Macan diatas kertas”. Jadi, mari kita semua masing-masing
menyalakan kesadaran kita yang mungkin dahulunya pernah padam. Bagaimana menurut
saudara-saudari sekalian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar